SINJAI KU, SINJAI MU, SINJAI KITA SEMUA
Sabtu, 15 Juli 2017
MINAS, SI MANIS KUNING DARI SINJAI
Sulawesi selatan terkenal dengan kota Seribu Mesjid, terutama Kabupaten Sinjai. Sebagian bahkan hampir seluruh penduduk kabupaten Sinjai meyakini dan menjadikan islam sebagai agamanya.
Oleh sebab itu minuman yang mengandung alkohol sangat dilarang di Sinjai. Peraturan mengenai larangan mengkonsumsi Miras (minuman keras) sudah ada dan jelas mengikat semua golongan di daerah setempat. Dampaknya adalah nelayan yang sebagian besar kerjanya di laut merasa sangat sulit untuk mendapat minuman hangat dan beralkohol serta penambah tenaga, sehingga dibuatlah minuman khas dari Sinjai sebagai minuman pengganti minuman keras (Miras) yaitu Minas (Minuman Asli Sinjai). Selain pengganti minuman beralkohol, Minas juga memiliki efek memulihkan dan penambah tenaga sebelum maupun setelah bekerja. Sehingga dari aman dikonsumsi dari remaja hingga dewasa.
Cara pembuatan Minas sendiri cukup mudah dan praktis. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain tape singkong, susu, telur, air kelapa, madu, tuak tidak terlalu banyak, buah-buahan sebagai perasa alami seperti durian dan buah-buahan lainnya.
Semua bahan dicampur dan dihaluskan secara manual atau bisa menggunakan blender kemudian disimpan dilemari es atau freezer, dan minuman siap dikonsumsi. Untuk mudah dibawa, minuman khas Sinjai dimasukkan dalam botol plastik. Untuk sekedar membuat 10 botol Minas membutuhkan kurang lebih 15 kilogram tape singkong. Masa pembuatan minuman ini mengikuti musim, karena aroma Minas menyesuaikan dengan musim. Apabila sedang musim durian, maka minuman ini akan terasa beraroma buah durian.
Selain beberapa kelebihan yang disebutkan diatas, Minas masih mempunyai kelemahan. Minuman khas Sinjai ini tidak bertahan lama, hanya dapat bertahan kurang lebih selama 7 hari atau satu minggu bila disimpan dalam lemari es atau freezer.
Masalahnya adalah Minas tidak dapat diawetkan, Sehingga minuman khas Sinjai ini paling enak dinikmati pada malam hari saat suasana dalam keadaan dingin, sebagai minuman penghangat dihabiskan langsung. Menikmati Minas (Minuman Khas Sinjai) paling cocok saat makan bersama ikan bakar. Satu lagi, minas hanya ditemukan di Kota Sinjai saja dan cukup jarang ditemukan, di kota-kota lain tidak tersedia
Jumat, 14 Juli 2017
laha' bete makanan khas sinjai
Pernah dengar lagu Laha' Bete?. Lagu berbahasa bugis yang menggambar tentang salah satu makanan dari ikan yang berasal dari Kabupaten Sinjai. Sinjai ? Bukan Binjai ?. Ya, Sinjai, Kabupaten yang terletak di sebelah timur Sulawesi Selatan. Jika melihat peta posisinya hampir sejajar dengan Makassar yang terletak di sebelah Barat. Jaraknya sekitar 250km dari Makassar jika kita menempuh rute selatan melewati Kab. Gowa, Kab. Takalar, Kab. Jeneponto, Kab. Bantaeng dan Kab. Bulukumba. Kata laha' hanya ada di Sinjai, di daerah bugis yang lain biasa dengan kata lawa'. Jadi makanan ini akan bisa kita temukan di daerah lain tapi mungkin dengan nama yang berbeda seperti lawa' bale (ikan) atau lawa' mairo.
Di sini, dalam lagu dengan sangat jelas mendeskripsikan bagaimana membuat laha' bete yaitu dari ikan mairo segar yang diberi perasan jeruk nipis. Dan laha bete ini biasanya ditemukan jika ada acara-acara resmi misalnya perkawinan, aqiqah dan lain-lain. Tapi mari kita mencoba membuat laha bete ini,
Bahan :
500 gr ikan segar (mairo)
100 gr jeruk nipis
200 gr kelapa ½ tua (goreng)
Garam secukupnya
Kandungan Gizi :
Energi : 782 kkal
Besi : 8,2 mg
Protein : 88,8 gr
Vit A : 237 RE
Cara Membuat :
- Ikan dibersihkan dan tulangnya dibuang
- Tambahkan jeruk nipis pada daging ikan tersebut, rendam ± 10 menit
- Tambahkan kelapa goreng yang telah ditumbuk, garam, penyedap rasa lalu aduk hingga rata
- Siap dihidangkan
Ikan mairo ini jika kita blender kemudian mencampurkannya dengan tepung kemudian dibentuk bulat-bulat maka akan menjadi Bakso Ikan. Nanti dituliskan lagi setelah eksperimen :)
(kandungan gizi dan jumlah bahan sesuai yang tertulis di buku pangan lokal yang diterbitkan oleh Badan Penyuluh dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai)
WISATA ALAM KABUPATEN SINJAI, AYOO KE SINJAI LOO
Wisata Alam Sinjai
Wisata Alam Sinjai letaknya di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan yang kaya dengan obyek wisata alam ,Benteng Balanipa, Taman Purbakala Batu Pake’ Gojeng, Rumah Adat Karampuang, Pantai Ujung Kupang, Obyek wisata air terjun Kembar Batu Barae, air terjun Barania dan air terjun tujuh tingkat.
Taman Purbakala Batu Gojeng berada di puncak Bulupoddo, Karangpuang. Di dalam kawasan wisata itu terdapat kuburan batu serta ditemukan berbagai jenis benda cagar alam budaya seperti, fosil kayu dan peti mayat serta keramik yang diperkiran berasal dari zaman Dinasty Ming.
Rumah Adat Karangpuang berada ditengah-tengah perkampungan tradisional tua di desa Tompobulu. Di tempat ini masyarakat setempat meyakini sebagai tempat pertemuan bangsawan Suku Bugis (Puang) dan Suku Makassar (Karaeng), sehingga dinamakan Rumah Adat Karampuang..
Air terjun Kembar, dengan ciri khas yang unik yaitu terdapat dua air terjun berdamping yang mengalir sepanjang tahun dengan ketinggian sekitar 50 meter berada diatas 800 meter dari permukaan laut dan dikelilingi bukit yang sangat menarik dan sejuk.
Air terjun tujuh tingkat di desa Lembang kecamatan Tellulimpue, sekitar 45 kilometer dari ibukota Sinjai. Obyek wisata ini, disebut air terjun tujuh tingkat karena debit air yang deras, kemudian jatuh ke bawah melewati tujuh tingkatan
Benteng BalanipaBenteng Balanipa,Kabupaten Sinjai (utara).Lokasi Benteng ini berjarak 220,5 km dari kota makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Benteng ini di dirikan oleh salah satu aliansi dari kerajaan Lamatti,Bulo-Bulo dan Tondong yang lasim di sebut kerajaan TELLU LIMPOE. Benteng ini untuk melindungi kerajaan Tellu Limpoe yang rapu pada saat itu karena pertarungan yang sangat hebat antara kerajaan Gowa yang di mulai pada masa pemerintahan Raja Gowa ke 9 Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumapparisi Kallongna,dengan kerajaan kerajaan sekitarnya.Fungsi benteng ini dulunya sebagai pusat penumpasaan dan penahanan perampok yang berhasil ditngkap atas pemintaan Kerajaan Bone.
Benteng Balanipa. Bangunan benteng dengan arsitektur khas Eropa awal abad 19 ini masih berdiri kokoh, dan dimanfaatkan sebagai kantor Dinas Pariwisata. Bangunan ini berdinding tebal dan memiliki ruang-ruang tahanan
Benteng Balanipa. Bangunan benteng dengan arsitektur khas Eropa awal abad 19 ini masih berdiri kokoh, dan dimanfaatkan sebagai kantor Dinas Pariwisata. Bangunan ini berdinding tebal dan memiliki ruang-ruang tahanan
Pulau-Pulau Sembilan / Pulau-pulau kecil (sembilan island/small island)
Terletak di Kecamatan Pulau Sembilan sekitar 3 mil dari pusat kota Sinjai. Obyek wisata tersebut dapat ditempuh sekitar 15 hingga 20 menit perjalanan laut dengan menggunakan perahu motor.
Pulau-Pulau Sembilan merupakan deretan pulau-pulau kecil, yang oleh Pemda Sinjai dijadikan sebagai kawasan wisata bahari, terutama dengan adanya terumbu karang dan aneka jenis ikan hias yang indah, yang hidup pada perairan laut disekitarnya.
Dikatakan Pulau Sembilan, karena kawasan tersebut terdiri dari sembilan pulau, yaitu ; Kambuno, Liang-Liang, Burunglo’e, Kodingere, Batanglampe, Katindoang, Kanalo I, Kanalo II, dan Lare-rea. Diantara sembilan pulau kecil tersebut satu diantaranya adalah pulau Larea-rea yg tidak berpenghuni. Kawasan wisata bahari tersebut juga didukung dengan adanya satu pulau kecil yang baru muncul yaitu pulau pasir (pulau yang terbentuk dari pasir yang halus berbentuk kristal), yang cukup terkenal dengan keindahannya.
Di sepanjang pantai Pulau-Pulau Sembilan anda dapat menikmati indahnya kemilauan pasir putih dan bonsai-bonsai laut yang tumbuh secara alami. Selain itu, kawasan Pulau-Pulau Sembilan yang didukung dengan gulungan arus gelombang yang amat kecil dan tenang, bahkan hampir-hampir tidak pernah dijumpai adanya ombak yang besar, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai arena olahraga air, seperti ; menyelam, ski air, dayung dan mancing.
Pantai Ujung Kupang
Terletak di Kecamatan Sinjai Timur sekitar 15 Km dari pusat kota Sinjai. Ujung kupang merupakan salah satu objek wisata yang berpantai pasir putih selain yang anda dapat jumpai di gugusan pulau sembilan. Objek ini juga bersebelahan langsung dengan gugusan pulau-pulau sembilan dan hutan bakau Tongke-Tongke.
Pada setiap tahunnya anda dapat menyaksikan atraksi lomba perahu tradisional dan atraksi budaya Ma’rimpa Salo, yaitu sebuah kegiatan ritual yang bermakna kesyukuran atas keberhasilan panen, baik di darat (petani) dan dilaut (nelayan), yang diwujudkan dalam suatu bentuk penangkapan ikan dengan cara menghalaunya ke muara sungai dengan menggunakan ratusan perahu tradisional, yang dilengkapai dengan pelaralatan jaring tradisionalnya.
Masih bertempat di atas ratusan perahu-perahu tersebut dilakukan pula atraksi seni tradisional, seperti : pergelaran musik dan pencak silat yang diiringi dengan tabuhan genderang yang bertaluh-taluh dan alat musik lainnya sambil menghalau ikan menuju ke muara, yang sebelumnya telah dipasangi Belle (perangkap yang terbuat dari bambu). Selain ikan-ikan tersebut masuk ke dalam perangkap, penagkapan pun dengan serta merta dilakukan secara beramai-ramai. Ikan hasil tangkapan mereka tersebut dibawa ke darat kemudian dibakar secara tradisional dan dinikmati oleh seluruh pengunjung yang ada. Kegiatan ini telah berkalender pada setiap bulan Agustus ( Tanggal 15 Agustus tahun berjalan ).
WISATA BOGA TPI LAPPA
Terletak di kelurahan Lappa Kec. Sinjai Utara sekitar 4 km dari ibukota Sinjai. Berwisata di kabupaten Sinjai tidaklah lengkap jika anda tidak berkunjung ke TPI Lappa, yang merupakan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kabupaten Sinjai, sekaligus merupakan salah satu sektor primadona penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) menyaksikan kesibukan para nelayan mendaratkan ikan hasil tangkapannya di tempat ini. Hiruk-pikuk dari cekikan dari penjaja dan pembeli ikan di TPI Lappa merupakan suatu bentuk tontonan tersendiri yang amat mengasikkan.
Selain itu yang paling digemari para pengunjung dan anda harus membuktikannya sendiri adalah menikmati gurihnya ikan segar yang dibakar sendiri oleh pengunjung ataupun menggunakan jasa pemilik kios-kios pembakaran ikan yang tersedia disekitar tempat tersebut. Wisata yang ramai pada malam hari tersebut, sangat khas dan mungkin tiada duanya si Sulawesi Selatan, bahkan Indonesia.
Dari TPI Lappa ini pulalah dengan aman anda menyeberang ke Pulau-Pulau Sembilan, yang jaraknya 3 mil laut dengan menggunakan perahu-perahu jonson yang telah disiapkan oleh para pelaut ulung dan profesional Pulau Sembilan.
Hutan Bakau ( Mangrove )
Terletak di desa Tongke-Tongke Kec. Sinjai Timur sekitar 7 km dari pusat kota Sinjai. Hutan bakau (mangrove) di Tongke-Tongke dalam perkembangannya telah menjadi obyek wisata yang ramai dan diminati, baik oleh wisatawan nusantara mauoun mencanegara, terutama sekali oleh para ilmuan yang gemar melakukan penelitian. Desa Tongke-Tongke dengan kekayaan hutan bakaunya dijuluki sebagai laboratorium bakau Sulawesi Selata. Pengembangan hutan bakau yang berlokasi pada pesisir sebelah timur kota Sinjaitersebut memiliki luas kurang lebih 786 ha, yang dikembangkan melalui swadaya masyarakat murni. Berkunjung du hutan bakau Tongke-Tongke berarti juga akan dihibur oleh aneka jenis bebunyian dan pekikan satwa dipagihari dan kepakan sayap ribuan kalelawar, yang bergantungan di atas pepohonan bakau pada siang hari.
Terletak di desa Tongke-Tongke Kec. Sinjai Timur sekitar 7 km dari pusat kota Sinjai. Hutan bakau (mangrove) di Tongke-Tongke dalam perkembangannya telah menjadi obyek wisata yang ramai dan diminati, baik oleh wisatawan nusantara mauoun mencanegara, terutama sekali oleh para ilmuan yang gemar melakukan penelitian. Desa Tongke-Tongke dengan kekayaan hutan bakaunya dijuluki sebagai laboratorium bakau Sulawesi Selata. Pengembangan hutan bakau yang berlokasi pada pesisir sebelah timur kota Sinjaitersebut memiliki luas kurang lebih 786 ha, yang dikembangkan melalui swadaya masyarakat murni. Berkunjung du hutan bakau Tongke-Tongke berarti juga akan dihibur oleh aneka jenis bebunyian dan pekikan satwa dipagihari dan kepakan sayap ribuan kalelawar, yang bergantungan di atas pepohonan bakau pada siang hari.
Air Terjun dan Kolam Renang Permandian Baruttung
Terletak di kelurahan Sangiasseri kec. Sinjai Selatan kurang lebih 25 km dari pusat kota Sinjai. Air terjun dan kolam permandian Baruttung berada di ibukota Kec. Sinjai Selatan sekitar 700 meter dari jalan poros Makassar-Sinjai. Obyek wisata tersebut memiliki panorama alam yang amat indah dengan kesejukan udara perbukitan. Pada bulan Maret s.d mei setiap tahunnya anda dapat menikmati manisnya aneka jenis buah-buahan hasil panen masyarakat sekitar, seperti : durian otong, rambutan lengkeng, manggis dan langsat.
Disamping itu setiap pagi maupun sore anda dapat menikmati hangatnya sentuhan air kolam permandian, yang dibangun dengan menggunakan arsitektur nasional.
Tidak jauh dari air terjun tersebut anda dapat pula menyaksikan ikan belut (besar) di sungai Bejo. Obyek wisata ikan belut tersebut banyak diminati oleh wisatawan lokal dan nusantara.
Terletak di kelurahan Sangiasseri kec. Sinjai Selatan kurang lebih 25 km dari pusat kota Sinjai. Air terjun dan kolam permandian Baruttung berada di ibukota Kec. Sinjai Selatan sekitar 700 meter dari jalan poros Makassar-Sinjai. Obyek wisata tersebut memiliki panorama alam yang amat indah dengan kesejukan udara perbukitan. Pada bulan Maret s.d mei setiap tahunnya anda dapat menikmati manisnya aneka jenis buah-buahan hasil panen masyarakat sekitar, seperti : durian otong, rambutan lengkeng, manggis dan langsat.
Disamping itu setiap pagi maupun sore anda dapat menikmati hangatnya sentuhan air kolam permandian, yang dibangun dengan menggunakan arsitektur nasional.
Tidak jauh dari air terjun tersebut anda dapat pula menyaksikan ikan belut (besar) di sungai Bejo. Obyek wisata ikan belut tersebut banyak diminati oleh wisatawan lokal dan nusantara.
Air Terjun Barania dan Panorama Alam
Kawasan ini terletak di desa Barania Kec. Sinjai Barat pada jalur lintas Sinjai – Malino (Kab.Gowa). Selain itu kawasan Kec. Sinjai Barat yang memiliki keindahan alam pegunungan yang letaknya berada di kaki gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 750 meter dpl.
Disamping air terjun Barania Kec. Sinjai Barat yang terkenal dengan daerah pengembangan holtikultura memiliki banyak potensi wisata lainnya yang tak kalah menariknya, seperti perkebunan, pengolahan markisa segar, tanaman sayuran dan kopi arabika dan anda dapat pula menyaksikan acara ziarah ke kompleks makam raja-raja Turungeng, makam Srikandi Balakia dan pusat pengembangan peternakan sapi perah.
Kawasan ini terletak di desa Barania Kec. Sinjai Barat pada jalur lintas Sinjai – Malino (Kab.Gowa). Selain itu kawasan Kec. Sinjai Barat yang memiliki keindahan alam pegunungan yang letaknya berada di kaki gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 750 meter dpl.
Disamping air terjun Barania Kec. Sinjai Barat yang terkenal dengan daerah pengembangan holtikultura memiliki banyak potensi wisata lainnya yang tak kalah menariknya, seperti perkebunan, pengolahan markisa segar, tanaman sayuran dan kopi arabika dan anda dapat pula menyaksikan acara ziarah ke kompleks makam raja-raja Turungeng, makam Srikandi Balakia dan pusat pengembangan peternakan sapi perah.
Air Terjun Lanta’e
Terletak di desa Palangka, kecamatan Sinjai Selatan sekitar 25 km dari pusat kota Sinjai atau 7 km dari ibukota Kecamatan Sinjai Selatan.
Terletak di desa Palangka, kecamatan Sinjai Selatan sekitar 25 km dari pusat kota Sinjai atau 7 km dari ibukota Kecamatan Sinjai Selatan.
Air Terjun Lanta’e mempunyai ketinggian sekitar 40 m. Disebut air terjun Lanta’e karena jatuhnya air terjun melalui medan yang bertangga (dua anak tangga).
Dalam kawasan obyek wisata tersebut anda juga dapat menikmati bernagai obyek wisata lain yang tak kalah menariknya seperti : “pancuran tujuh” yaitu tujuh buah pancuran air dari ruas-ruas barang bambu secara berdampingan satu sama lain, dengan jarak antara rata-rata 100 cm. Diyakini oleh masyarakat setempat, bahwa lokasi pancuran tersebut merupakan tempat mandi bagi para bidadari yang turun dari kayangan. Diyakini pula bahwa air dari ketujuh pancuran tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain penyakit kulit.
Selain itu, anda juga dapat menyaksikan sebatang “pohon raksasa” yang diperkirakan telah berumur 500 tahun, menikmati kesejukan alam nan indah, serta hamparan tambak air tawar sekitar 15 Ha sebagai tempat budidaya udang ‘gala’ dan ikan sirtawar.
Air terjun lanta’e dilengkapi dengan sarana pendukung, seperti sarana jalan yang memadai dan tempat-tempat peristirahatan yang sederhana bentuknya dan mempunyai keunikan tersendiri.
Air Panas Panggo
Terletak di Desa kaloling Kecamatan Sinjai Timur sekitar 8 km dari pusat kota Sinjai. Air panas Panggo memiliki temperatur 65 derajat celcius. Obyek wisata tersebut sangat potensial untuk dikembangkan, karena selain memliki areal pengembangan yang cukup luas (sekitar 2 ha) juga didukung dengan adanya aliran sungai besar, yang airnya cukup bersih dan jernih.
Terletak di Desa kaloling Kecamatan Sinjai Timur sekitar 8 km dari pusat kota Sinjai. Air panas Panggo memiliki temperatur 65 derajat celcius. Obyek wisata tersebut sangat potensial untuk dikembangkan, karena selain memliki areal pengembangan yang cukup luas (sekitar 2 ha) juga didukung dengan adanya aliran sungai besar, yang airnya cukup bersih dan jernih.
Air Panas Tondong
Terletak di Desa Kampala Kecamatan Sinjai Timur lebih kurang 9 km dari pusat kota Sinjai. Air panas tondong mempunyai TMP 55 derajat celciu. Sejak dahulu kala tempat tersebut banyak dikunjungi, baik oleh masyarakat (wisatawan lokal) maupun domestik (mancanegara). Mandi dengan menggunakan sumber air panas Tondong dapat menyembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit dan gatal-gatal.
Terletak di Desa Kampala Kecamatan Sinjai Timur lebih kurang 9 km dari pusat kota Sinjai. Air panas tondong mempunyai TMP 55 derajat celciu. Sejak dahulu kala tempat tersebut banyak dikunjungi, baik oleh masyarakat (wisatawan lokal) maupun domestik (mancanegara). Mandi dengan menggunakan sumber air panas Tondong dapat menyembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit dan gatal-gatal.
Kamis, 13 Juli 2017
GEOGRAFIS KABUPATEN SINJAI
Kondisi Geografis Kabupaten Sinjai
Sinjai secara geografis terdiri atas dataran rendah di kecamatan Sinjai Utara, Tellu Limpoe dan Sinjai Timur. Selanjutnya daerah dataran tinggi dimulai dari Sinjai Barat, Sinjai Tengah, Sinjai Selatan dan Sinjai Borong. Sedangkan kecamatan terunik adalah kecamatan Pulau Sembilan berupa hamparan 9 pulau yang berderet sampai mendekati Pulau Buton.
Kabupaten Sinjai terletak di bagian pantai timur Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 223 km dari kota Makassar. Posisi wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Bone (bagian Utara), Teluk. Bone (bagian Timur), Kabupaten Bulukumba (di bagian Selatan) dan Kabupaten Gowa (di bagian Barat) . Luas wilayahnya berdasarkan data yang ada sekitar 819,96 km2 (81.996 ha).
KEADAAN PERTANIAN KABUPATEN SINJAI
Pertanian
Pertanian yang menonjol dari kabupaten Sinjai adalah lada dan coklat. Lada tumbuh hampir di semua kecamatan kecuali di kecamatan Pulau Sembilan. Luas areal tanamnya mencapai 3.249 hektare dengan jumlah produksi 2.380 per tahun. Sedangkan coklat atau kakao tumbuh hampir di semua kecamatan dengan luas area tanam 4.178 hektare dan hasil panen per tahun mencapai 2.129 ton. Sinjai mengkespor coklat-coklat ini ke Eropa.
Jagung
Potensi Jagung di Kabupaten Sinjai tersebar di Kecamatan antara lain Kecamatan Sinjai Utara, Bulupoddo, Kecamatan Sinjai Timur dan Tellulimpoe. Luas Area : 24.00 Ha, Luas Panen : 27.202 Ha, Produksi/Tahun : 52.622 Ton.
Cabe Merah
Tanaman ini cukup menggembirakan karena didukung oleh iklim yang cocok untuk pengembangannya sehingga mudah tumbuh. Adapun produksi pertanian 259 ton dengan luas panen 97 Ha.
Padi
Mata pencaharian penduduk di Kab. Sinjai sebagian besar adalah petani dimana areal persawahannya meliputi Kecamatan Sinjai Barat, Kecamatan Sinjai Selatan, Kecamatan Sinjai Tengah, Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan Bulupoddo. Potensi Lahan : 18.906 Ha, Luas area tanam : 22.298 Ha, Produksi/Tahun : 82.235 Ton.
Wijen
Wijen merupakan tanaman sela, tanaman ini kebanyakan didapatkan pada lahan teerbuka. Selain dimanfaatkan sebagai tambahan pada makanan, biji wijen yang mengandung minyak juga digunakan sebagai bahan obat-obatan. Adapun tanaman ini bisa ditemukan di daerah Kecamatan Sinjai Timur, Kecamatan Sinjai Utara, Kecamatan Sinjai Selatan, Kecamatan Bulupoddo dan Kecamatan Tellulimpoe. Potensi Lahan : 1.000 Ha, Luas Area Tanam : 504 Ha, Produksi/Tahun : 403 Ton.
Labu Siam
Tanaman ini banyak dijumpai di Kecamatan Sinjai Borong dan Sinjai Barat. Labu siam adalah sayuran yang mengandung zat protein, lemak, fosfor, besi dan kalsium. Rata-rata Produksi : 300 Kw/Ha, Luas Panen : 10 Ha, Produksi/Tahun : 300 Ton.
IKLIM KABUPATEN SINJAI
Iklim
Sepanjang tahun, daerah ini termasuk beriklim sub tropis, yang mengenal 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan pada periode April - Oktober , dan musim kemarau yang berlangsung pada periode Oktober-April. Selain itu ada 3 (tiga) type iklim (menurut Schmidt & Fergusson) yang terjadi dan berlangsung di wilayah ini, yaitu iklim type B2, C2, D2 & type D3.
- Zona dengan iklim type B2 di mana bulan basah berlangsung selama 7 - 9 bulan berturut – turut , sedangkan bulan kering berlangsung 2 – 4 bulan sepanjang tahun. Penyebarannya meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Sinjai Timur & Sinjai Selatan .
- Zona dengan iklim type C2, dicirikan dengan adanya bulan basah yang berlangsung antara 5 – 6 bulan, sedangkan bulan keringnya berlangsung selama 3 – 5 bulan sepanjang tahun. Penyebarannya meliputi sebagian kecil wilayah Kecamatan. Sinjai Timur , Sinjai Selatan & Sinjai Tengah
- Zona dengan iklim type D2, mengalami bulan basah selama 3 – 4 bulan & bulan keringnya berlangsung selama 2 – 3 bulan. Penyebarannya meliputi wilayah bag. Tengah Kabupaten Sinjai , yaitu sebagian kecil wilayah Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Selatan & Sinjai Barat.
- Zona dengan iklim type D3, bercirikan dengan berlangsungnya bulan basah antara 3 – 4 bulan ,& bulan kering berlangsung antara 3 – 5 bulan . Penyebarannya meliputi sebagian wilayah Kecamatan. Sinjai Barat, Sinjai Tengah & Sinjai Selatan
Dari keseluruhan type iklim yang ada tersebut , Kabu paten Sinjai mempunyai curah hujan berkisar antara 2.000 - 4.000 mm / tahun, dengan hari hujan yang bervariasi antara 100 – 160 hari hujan / tahun.
Kelembaban udara rata-rata, tercatat berkisar antara 64 - 87 persen, dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 21,1oC - 32,4oC.
Langganan:
Postingan (Atom)
MINAS, SI MANIS KUNING DARI SINJAI
Sulawesi selatan terkenal dengan kota Seribu Mesjid, terutama Kabupaten Sinjai. Sebagian bahkan hampir seluruh penduduk kabupaten Sinjai mey...
-
A. Kebudayaan yang ada di Kabupaten Sinjai 1. Pembacaan bara sanji, di saat ada acara sunatan atau perkainan dan acara-acara b...
-
Pernah dengar lagu Laha' Bete ?. Lagu berbahasa bugis yang menggambar tentang salah satu makanan dari ikan yang berasal dari Kabupat...
-
Sulawesi selatan terkenal dengan kota Seribu Mesjid, terutama Kabupaten Sinjai. Sebagian bahkan hampir seluruh penduduk kabupaten Sinjai mey...